Kamis, 18 Agustus 2011

ABSTRAK


PERBEDAAN PATENSI JALAN NAFAS PADA PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG YANG DILAKUKAN TIRAH BARING LAMA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

ABSTRAK

Latar Belakang: Tirah baring disamping memiliki efek terapetik terhadap penyakit dan keadaan sakit, ternyata memiliki efek negatif pada sistem tubuh, termasuk pada sistem pernafasan. Pasien dengan cedera kepala dalam penetalaksanaannya memerlukan terapi tirah baring yang cukup untuk pemulihan.

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan patensi jalan nafas pada pasien cedera kepala sedang yang dilakukan tirah baring lama.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest tanpa kontrol, dengan pendekatan cross sectional. Menggunakan lembar observasi sebagai alat ukur untuk mengetahui perbedaan patensi jalan nafas pada pasien cedera kepala sedang yang dilakukan tirah baring lama. Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi terjangkau sebanyak 128 kasus, dengan teknik sampling menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 45 orang yang merupakan populasi target dalam penelitian ini.

Hasil: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasien cedera kepala sedang didapatkan sebelum dilakukan tirah baring lamai rata-rata mengalami satu sampai dua tanda dan gejala ketidakpatenan jalan nafas (mean: 1,62, SD: 1,74) dan setelah tirah baring lama (5 hari atau lebih) rata-rata gangguan kepatenan jalan nafas menjadi dua sampai empat tanda dan gejala (mean: 3,33, SD: 2,30). Terdapat perbedaan yang signifikans secara statistik pada patensi jalan nafas sebelum dan sesudah tirah baring lama (p= 0,000, alfa= 0,005).

Kesimpulan: Bahwa tirah baring lama berefek negatif pada kepatenan jalan nafas pasien cedera kepala sedang. Untuk itu perlu kewaspadaan perawat untuk mengantisipasi kejadian ini. Seyogyanya perawat melakukan pengkajian berkala pada sistem tubuh termasuk sistem pernafasan. Tindakan suctioning dan fisioterapi dada dapat dipertimbangkan untuk mengurangi gangguan kepatenan jalan nafas akibat tirah baring. Rumah Sakit perlu membuat SOP khusus tentang prosedur keperawatan pasien tirah baring untuk menghindari atau meminimalkan komplikasi akibat tirah baring.

Kata Kunci: Tirah Baring, Patensi Jalan Nafas, Cedera Kepala

Daftar Pustaka : 41 (1989-2010) Selengkapnya...

Rabu, 03 Agustus 2011

Proposal Penelitian Tentang Penyediaan Air Minum

PROPOSAL PENELITIAN
STUDI PENGETAHUAN TENTANG PENYEDIAAN AIR MINUM PADA WARGA DESA MUARA KAMAN
KECAMATAN MUARA KAMAN
KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA


Oleh:
WAHYUDA RAHMI
06.57759.18630.05
PENDIDIKAN BIOLOGI










FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan keperawatan di Indonesia menuju keperawatan profesional telah terjadi perubahan yang mendasar tentang keyakinan dan pandangan perawat terhadap hakekat keperawatan yang meliputi peran, fungsi dan tugas perawat. Juga dalam praktek keperawatan pada masa transisi ini mulai berkembang dari yang bersifat vokasional yang berorientasi pada tindakan medik dan berperan sebagai penunjang pelayanan medik ke arah pelayanan yang profesional yang mempunyai otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Tetapi apa yang didapatkan selama ini perawat masih belum begitu memahami dan menjalankan perannya terutama bagi perawat yang bekerja pada klinik dimana kalau dilihat dari porsinya masih adanya perawat yang menjalankan perannya sebagai penujang pelayanan medik (vokasional).
Salah satu tempat praktek keperawatan profesional adalah unit emergency yang membantu klien dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan untuk mempertahankan hidup, mencegah kondisi menjadi lebih buruk dan meningkatkan pemulihan (Skeet, 1995). Bantuan kegawatdaruratan ini mencakup banyak organ penting tubuh antara lain sistem kardiovaskuler dimana masih tingginya angka kematian akibat serangan penyakit sistem kardiovaskuler ini dan dua pertiganya meninggal dalam dua jam setelah serangan. (Skeet, 1995).
Pusponegoro (2002), mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah pasien meninggal karena serangan jantung dimana pada tahun 1991 terdapat 2.535 pasien, 2.746 pasien pada tahun 1992, 2.961 pasien pada tahun 1993, dan 3.255 pasien 1994 dengan rata-rata peningkatan sebesar 8 % per tahun. Selain itu pasien yang meninggal karena Cerebro Vaskuler Accident (CVA) juga meningkat sekitar 18,8 % per tahun, yang berjumlah 1.074 pasien pada tahun 1993, 1.324 pasien pada tahun 1994.
Sedangkan di Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya terdapat kunjungan pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler sebesar 624 pasien pada tahun 2001 dan 656 pasien pada tahun 2002 dengan persentasi sebesar 37 % dari total kunjungan pasien di IRD Dr. Soetomo Surabaya.
Dengan adanya peningkatan kasus gawat darurat setiap tahunnya termasuk kegawatadaruratan sistem kardiovaskuler dan tuntutan masyarakat akan mutu layanan maka pelayanan gawat darurat oleh perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dalam penanganan kegawatdaruratan ini sangat penting untuk ditingkatkan dimana tujuan utama pada pertolongan emergency adalah untuk memberikan asuhan yang akan menguntungkan pasien tersebut sebelum mereka menerima perawatan definitif. (Skeet, 1995).
Dari uraian tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang peran perawat terutama bagi perawat yang bekerja pada unit gawat darurat dalam penanganan kegawatdaruratan sistem kardiovaskuler untuk dapat mewujudkan pelayanan yang bermutu dan pelayanan keperawatan yang lebih profesional di masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan pada awal tulisan ini timbul beberapa problematika, yaitu :
1. Bagaimana pengetahuan perawat tentang penanganan pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler ?
2. Bagaimana peran perawat sebagai pelaksana dalam intervensi asuhan keperawatan pasien dengan kegawatdaruratan gangguan sistem kardiovaskuler terhadap standar dan prosedur tindakan ?
3. Bagaimana hubungan pengetahuan perawat terhadap peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien kegawatdaruratan gangguan sistem kardiovaskuler ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum :
Mempelajari hubungan pengetahuan dan peran perawat sebagai pelaksana pada Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, terutama pada penanganan pasien dengan kegawatan kardiovaskuler.
1.3.2 Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang penanganan pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler di IRD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Mengidentifikasi peran perawat sebagai pelaksana dalam intervensi asuhan keperawatan pasien dengan kegawatdaruratan kardiovaskuler terhadap standar dan prosedur tindakan pada IRD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan perawat terhadap peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien kegawatdaruratan kardiovaskuler pada IRD Dr. Soetomo Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan dasar, dan wawasan dalam peran perawat gawat darurat.
2. Praktis
a. Bagi Profesi
Menjadi bahan masukan dalam menambah khasanah ilmu keperawatan terutama mengenai peran perawat yang bekerja di Intalasi Gawat Darurat..
b. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat memberi gambaran atau informasi bagi institusi terutama tentang hubungan pengetahuan dan peran perawat sebagai pelaksana pada penanganan pasien gawat darurat kardiovaskuler.
c. Bagi Pasien
Memberikan suatu pelayanan yang lebih komprehensif dan profesional untuk memberikan kepuasan kepada konsumen kesehatan.

1.5 Relevansi Penelitian
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka perawat sebagai salah satu pemberi jasa pelayanan kesehatan harus mampu mendefinisikan dan mengimplementasikan dari tuntutan masyarakat tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan dampak positif dari peran perawat terhadap sistem pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan yang profesional. Selain itu peran perawat dimasa mendatang dapat menjawab tantangan masa depan dengan memahami dan melaksanakan karakteristik perawat profesional sehingga harapan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas dan pencapaian peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dapat tercapai .



Selengkapnya...

Kumpulan Proposal/Skripsi